Fariz Salman Alfarisi: Majelis Dzikir Taman Surga

Laman

02/02/12

Majelis Dzikir Taman Surga

Gambar The Garden House, Sukhothai



Apakah maksud Majelis Dzikir adalah Taman Surga? Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Apabila kamu melintasi taman-taman surga, hendaklah kamu berhenti singgah. Para sahabat bertanya, “Apa taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, “Majelis Dzikir [Hadits Riwayat at-Tirmidzi]
Lalu, apa yang dimaksud dengan majelis dzikir?
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan, Majelis dzikir yang dimaksud adalah majelis ilmu
tentang halal dan haram. Sementara, dalam pandangan Imam al-Ghazali rahimahullah, Majelis itu ialah forum yang membahas ilmu akhirat,  ilmu tentang Allah dan kekuasaan-Nya serta penciptaan-Nya. [Faydh al-Qadir, 1/696]
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut taman surga itu sebagai majelis ilmu. Inilah yang juga dipahami oleh para sahabat seperti Abu Hurairah dan Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma. [Fauzi Sinaqart, At-Taqarrub ilia Allah]
Subhanallah. Taman surga sungguh menakjubkan. Betapapun indah orang melukiskannya, tetap saja benak kita sebagai manusia tak mampu membayangkannya.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah menggambarkan dalam bukunya Hadil Arwaah lla Biladil Afrah, yang terjemahannya berjudul Tamasya ke Surga.
Taman surga bangunannya tersusun dari batu-bata yang terbuat dari emas dan perak. Dinaungi oleh Arasy Ar-Rahman. Pepohonannya dari emas dan perak sebening kaca. Buah-buahannya lebih lembut dari keju dan lebih manis dari madu; sungai-sungainya mengalirkan susu, madu dan arak yang tidak memabukkan; kendaraannya kuda dan unta bersayap yang terbang mengantarkan kemana pun pengendaranya suka; dan segala kenikmatan dari semua kenikmatan yang tidak terbayangkan.
Apalagi bila Allah menyingkap tirai-Nya, dan memperlihatkan Wajah-Nya yang Agung, itulah nikmat nomor satu yang mengatasi segala nikmat di surga.
Majelis dzikir dan majelis ilmu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disetarakan dengan taman surga.
Maknanya, tak ada yang mampu menandingi kenikmatan, keindahan, keutamaan, kemuliaan majlis ilmu dan tak bisa dibandingkan dengan taman di belahan dunia manapun.
Oleh karena itu, sebagai muslim dan muslimah kita harus menjaga kemuliaan dan keutamaan majlis ilmu dengan menghadirinya lillah, hanya mengharap ridha-Nya, kemudian menepati norma-norma yang ditetapkan agar menghasilkan amal yang berguna.
Abu ad-Darda rahimahullah berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan membuka bagi dirinya salah satu jalan di antara jalan-jalan menuju surga.
Sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha kepada pencari ilmu.
Sesungguhnya seorang yang berilmu (ulama) benar-benar dimintakan ampunan kepada Allah bagi dirinya oleh siapa saja yang ada di langit dan dibumi, hingga ikan-ikan di air (pun melakukannya).
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang suka beribadah seperti keutamaan cahaya bulan pumama atas cahaya seluruh bintang di malam hari. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.
Sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mewariskan ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambil ilmu, berarti dia telah mengambil sesuatu yang amat berharga. [HR Abu Dawud. At-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad]
Akhi / Ukhty, adakah kalian selalu menyengajakan diri untuk selalu hadir di setiap Majelis Ilmu.
Adakah kalian mengetahui keutamaan ilmu dan majlis ilmu.
Semoga tulisan ini bisa menambah ilmu dan memahami akan keutamaan hadir di Majelis Ilmu.
Oleh karenanya marilah hadir di majlis ilmu sebagaimana layaknya taman-taman surga, dan petik janji-janji yang disematkan Allah padanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar