Fariz Salman Alfarisi: November 2013

Laman

25/11/13

Abdullah bin Saba', seorang tokoh fiktif?


Klaim yang mengatakan Abdullah bin Saba itu adalah tokoh fiktif, selalu dielu-elukan oleh orang syiah moderen dan orang orentalis, agar mereka bisa diterima ditengah-temgah masyarakat. Dakwaan seperti ini bagaikan orang yang mengingkari cahaya matahari ditengah siang bolong lagi cerah. Marilah kita lihat apa pengakuan orang syiah terdahulu terhadap keberadaan Abdullah bin Saba, sebagai bukti yang konkrit atas keberadaannya :

1) An Nasyi Al Akbar (293 H) mencantumkan tantang Ibnu Saba, dan golongan As Sabaiyah, yang teksnya : Dan suatu golongan yang mereka mendakwahkan bahwa Ali alaihi salam masih hidup dan tidak pernah mati, dan ia tidak akan mati sampai ia menghalau (mengumpulkan) orang arab dengan tongkatnya, orang ini adalah As Sabaiyah, pengikut Abdullah bin Saba. Dan adalah Abdullah bin Saba seorang laki-laki dari penduduk Sana, seorang yahudi, telah masuk Islam lewat tangan Ali dan bermukim di Al Madain?.
Ref : Masailul Imaamah Wa Muqtathofaat minil kitabil Ausath fil Maqalat / ditahqiq oleh Yusuf Faan As, (Bairut 1971) hal : 22, 23.

2) Al Qummi (301 H), menyebutkan : Sesungguhnya Abdullah bin Saba adalah orang yang pertama sekali menampakkan celaan atas Abu Bakr, Umar, dan Utsman, serta para sahabat, dan berlepas diri dari mereka. Dan ia mendakwakan sesungguhnya Ali-lah yang memerintahkannya akan hal itu. Dan sesungguhnya Taqiyah tidak boleh. Lalu Ali diberitahukan, lantas Alipun menanyakannya akan hal itu, maka ia mengakuinya. Dan Ali memerintah untuk membunuhnya, lalu orang-orang berteriak dari setiap penjuru : Wahai Amirul Mukminin apakah anda akan membunuh seorang yang mengajak kepada mencintai kalian Ahli Bait, dan mengajak kepada setia kepadamu dan berlepas diri dari musuh-musuhmu, maka biarkan dia pergi ke Al Madain

17/11/13

Apakah Khutbah I’ed itu Sekali atau Dua Kali ?


ما القول الراجح في خطبة العيدين ، هل هي خطبة أم خطبتين ؟ وما الدليل على ذلك ؟.
Apa pendapat yang paling kuat tentang khutbah i’ed, sekali atau dua kali ? Dan apa dalilnya ?
الحمد لله
ذهب جمهور أهل العلم من المذاهب الأربعة وغيرهم إلى أنه يخطب في العيد بخطبتين ، يفصل بينهما بجلوس ، كما يفعل ذلك في خطبة صلاة الجمعة .
Mayoritas ulama’ madzab yang empat dan ulama’ lainnnya berpendapat bahwa khutbah i’ed itu dua kali dan dipisahkan oleh duduk diantara dua khutbah sebagaimana khutbah shalat jum’at.
جاء في المدونة (1/231) : ” وقال مالك : الخطب كلها ، خطبة الإمام في الاستسقاء والعيدين ويوم عرفة والجمعة ، يجلس فيما بينها ، يفصل فيما بين الخطبتين بالجلوس ” انتهى .
Datang keterangan di Al Mudawanah (1/231) : “Malik berkata : semua khutbah, baik khutbah istisqaa, khutbah pada dua hari raya, khutbah hari Arafah dan khutbah jum’at ada duduk diantara kedua khutbah, maka dua khutbah dipisahkan dengan duduk.” Selesai.