Diawal tahun 1980, ajaran Syi'ah mulai masuk ke Indonesia,
meskipun (sebatas yang saya ketahui) ketika itu, pemerintah awalnya menolak
kedatangan tokoh-tokoh Syi'ah ke Indonesia untuk memperkenalkan ajaran
mereka.Tetapi ada beberapa tokoh di Indonesia ini yang sangat berjasa bagi
kelompok Rafidhah ini, diantaranya ada dua orang tokoh. Keduanya berhasil
meyakinkan pemerintah bahwa yang datang ini bukanlah murid-murid Khomaini
tetapi lawan-lawannya dan mereka tidak membawa ajaran Khomaini. Pemerintah
yang memang tidak paham ajaran Syi'ah [2], akhirnya memberikan ijin. Sejak
itu, masuklah ajaran Syi'ah ke negeri kita ini. Secara pribadi, ketika
itu, saya (penulis) telah mengingatkan kepada sebagian ustadz dan kaum Muslimin
bahwa kalau kita tidak menjelaskan masalah Syi'ah ini kepada ummat, maka
ajarannya akan berkembang dan masuk ke berbagai lapisan masyarakat. Namun,
sangat disesalkan, mereka tidak mengindahkannya dan tetap menganggap perbedaan
antara kita dengan Syi'ah hanya dalam masalah furu'iyyah. Padahal
perbedaan kita dengan Syi'ah Rafidhah adalah perbedaan ushul (pokok-pokok
agama) dan furu 'yang keduanya tidak mungkin disatukan kecuali kalau salah
satunya meninggalkan ajaran agamanya. Di antara perbedaan ushul (pokok)
yang sangat mendasar sekali yang kalau diyakini oleh seseorang maka akan
menyebabkan seorang itu murtad yaitu: Pertama; keyakinan mereka bahwa
al-Qur'an yang ada ditangan kaum muslimin saat ini, yang dibaca, yang dihafal
dan diyakini sebagai Kitabullah yang diwahyukan kepada hambaNya dan RasulNya
Muhammad shallallâhu 'alaihi wasallam melalui perantara
Malaikat Jibril'
alaihissalam, telah tidak asli lagi. Menurut Syi'ah, al-Qur'ân telah
dirubah, atau dikurangi oleh para sahabat yang dipimpin oleh tiga sahabat mulia
yaitu Abu Bakar, Umar, dan Utsman dan para sahabat lainnya-radhiyallahu'anhum-. Keyakinan
ini bisa menghancurkan seluruh isi al-Qur'ân, karena Allah Ta'ala telah
berfirman:(Qs al Hijr/15: 9) Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
al-Quran,dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Qs al Hijr /
15:9)Sedangkan ajaran Rafidhah yang terus-menerus mereka katakan sampai saat
ini, baik dengan lisan maupun tulisan bahwa al-Qur'ân yang asli adalah
al-Qur'ân yang tiga kali lebih besar dan sangat berbeda dibandingkan al-Qur '
ân yang ada ditangan kaum muslimin saat ini.Menurut mereka Al-Qur'an yang asli
ini nanti akan dibawa oleh Imam Mahdi dan disebut Mushaf Fathimah. Ini
keyakinan mereka, meskipun sebagian mereka mengingkarinya tetapi pengingkaran
itu hanya omong kosong karena ini merupakan taqiyah mereka. Kalau
keyakinan ini diyakini oleh kaum muslimin maka tidak diragukan lagi bahwa dia
telah murtad, keluar dari agama Islam. Kedua; pengkafiran mutlak terhadap
seluruh sahabat, seperti Abu Bakar as-Shiddiq radhiyallâhu'anhu, Umar al-Faruq
radhiyallâhu'anhu, Utsman Dzunnûrain radhiyallâhu 'anhu dan seluruh sahabat
Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam kecuali beberapa sahabat yang jumlahnya
sangat sedikit. Meyakini ini berarti membantah isi al-Qur'ân yang
menyatakan keimanan dan kebesaran para sahabat serta keridhaan Allah Ta'ala
terhadap mereka. Kalau seorang muslim dan muslimah meyakini keyakinan ini
(pengkafiran mutlak terhadap seluruh sahabat, kecuali beberapa sahabat) berarti
mereka telah murtad, keluar dari Islam. Kedua keyakinan Rafidhah ini tidak
mungkin disatukan dengan keyakinan yang ada dalam Islam. Artinya, tidak
mungkin seorang muslim dan seorang Rafidhi (Penganut agama Syi'ah) bersatu,
karena keyakinannya sangat berbeda. Ini berdasarkan dalil naqliyah dan
aqliyah yang shahih yang memiliki ketegasan. Oleh karena itu para ulama
zaman dahulu menyatakan bahwa orang yang paling bodoh terhadap dalil dalil
naqliyah dan aqliyah dan paling sesat jalannya diantara orang-orang mengaku
Islam adalah Syi'ah atau Rafidhah ini. Karena dengan tegas, mereka
membenarkan apa yang didustakan dengan dalil-dalil naqliyah sam'iyah
(dalil-dalil dari al-Qur'an dan sunnah) dan juga yang didustakan oleh akal. Sebaliknya,
mereka mendustakan apa yang jelas dan terang telah datang dari dalil -dalil
naqliyah sam'iyah dan berdasarkan akal yang shahih. (Minhajus Sunnah, 1/8) Ketiga,
perbedaan Ushûl lainnya adalah penyembahan terhadap manusia. Diantara
orang-orang yang menisbatkan diri kepada Islam, yang pertama kali membangun
kuburan dan kubah-kubah adalah kaum Rafidhah. Mereka mengadakan
peribadatan kepada selain Allah Ta'ala. Padahal ini sangat diharamkan
dalam Islam dan merupakan syirik besar. Mewakili pengikutnya, Khomaini
dalam bukunya "Hukûmâtul Islamiyah", halaman 52 mengatakan: "Sesungguhnya
sesuatu yang pasti dari madzhab kami bahwa imam-imam kami memiliki kedudukan yang
tidak bisa dicapai oleh seorangpun, baik seorang rasul yang diutus maupun oleh
malaikat yang dekat. " Ini pernyataan tegas Khomaini. Ini
menunjukkan sikap ghuluw mereka terhadap para imam mereka, yang mereka klaim
memiliki derajat yang lebih tinggi dari para nabi dan rasul. Dalam kitab
yang sama, Khomaini menyatakan bahwa imam mereka tidak pernah lupa dan lalai. Padahal
ini adalah sifat Allah Ta'ala, karena hanya Allah Ta'ala yang tidak pernah lupa
dan lalai. Allah Ta'ala berfirman: (Qs Maryam/19: 64) Dan Rabbmu
tidaklah lupa. (Qs Maryam/19: 64) Ini merupakan salah satu bentuk
penyembahan terhadap makhluk. Sikap ini tidak mungkin bisa disatukan
dengan seorang muslim yang beraqidah shahih, yang bermanhaj dengan manhaj
Salaful Ummah, yang hanya ruku 'dan sujud kepada Allah Ta'ala, yang meminta
pertolongan hanya kepada Allah Ta'ala. Oleh karena itu mereka membangun
kuburan dan merekalah yang pertama kali memasukkan penyembahan terhadap kubur
ke dalam Islam, membangunnya dan mendirikan kubah-kubah. Itulah beberapa
Ushûl (masalah pokok) diantara banyak Ushûl lainnya yang membedakan Rafidhah
(Syi'ah) dengan Islam sehingga tidak mungkin disatukan kecuali salah satunya
meninggalkan agamanya. Masalah ini sering tidak diketahui oleh tokoh-tokoh
kaum muslimin khususnya di negeri kita ini. Karena Syi'ah selalu
menyembunyikan keyakinan-keyakinan mereka kepada orang-orang yang belum menjadi
pengikut setia mereka. Dikutip dari: Majalah As Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar