Fariz Salman Alfarisi: HUKUM MENGUCAPKAN DAN MENJAWAB SALAM

Laman

28/02/12

HUKUM MENGUCAPKAN DAN MENJAWAB SALAM



Ibnu Abdul Barr serta yang lainnya mengutip ijma’ kaum muslimin bahwa hukum mengucapkan salam adalah sunah dan menjawabnya adalah wajib.
Imam Qurthubi berkata, “para ulama sepakat mengucapkan salam adalah sunah yang sangat dianjurkan, sedangkan hukum menjawabnya adalah wajib, sesuai dengan firman Allah SWT, “Apabila engkau dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah SWT memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An Nisa; 86)
Menurut Imam Nawawi, Jika salam diucapkan oleh seorang kepada banyak orang maka hukumnya
fardu kifayah (seperti Hukum menyolatkan jenazah), artinya jika hanya ada satu orang dalam jumlah banyak tersebut, yang menjawab salam dari seorang tadi maka gugurah kewajiban tersebut bagi yang lainnya. Tapi jika tak ada yang menjawab seorang pun maka orang-orang yang sedang berkumpul tersebut berdosa semua. Dan bila semuanya menjawab salam tersebut naka itulah puncak kesempurnaan dan keutamaan.
Hikmah dari mengucapkan dan menjawab salam sesama Muslim akan menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta di antara muslim. Diantara etika salam yang dapat mewariskan rasa cinta dan menambah kelembutan kasih sayang adalah berjabat tangan ketika berjumpa disertai dengan senyuman, keramahan dan dipenuhi dengan wajah yang berseri-seri.
Rosululloh Saw bersabda, “Siapa saja dari dua orang muslim yang bertemu lantas saling berjabat tangan, maka Allah SWT akan mengampuni dosa keduanya seblum mereka berpiah.” HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad.
Tentu dalam hal ini berjabat tangan yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita, atau laki-laki dengan wanita (muhrimnya)
Salam adalah simbol kasih sayang dan keselamatan. Salam juga merupakan risalah seorang muslim dalam mengekspresikan rasa cintanya kepada orang yang diberi salam.
Ketika membahas hal di atas, ane (saya) jadi teringat pada sahabat dekat ane, namanya NORIS. Saat masih sekolah, ia pernah dimarahi oleh guru olahraganya, ia benar-benar membuat sang guru naik pitam, entah apa yang dilakukan Noris. Kemudian ia dipanggil menghadap oleh sang guru olahraga tersebut. Ia tak tau mengapa disuruh menghadap, ketika ia masuk ke ruangan sang guru, beliau dengan wajah tersenyum mengetuk pintu sambil mengucapkan salam kepada sang guru. “Assalamu’alaikum, Pak..”.
Lantaran mendengar ucapan salam dari Noris sang guru seakan-akan luluh hatinya, emosi yang memuncak kandas ditengah jalan tak sampai dilampiaskan kepada Noris. SUBAHANLLOH. Begitu Indahnya Syariat Islam, ini (membiasakan mengucapkan salam) merupakan bagian terkecil dari ajaran agama yang dimuliakan Allah SWT (Islam).
Tidak sampai di situ, ketika Noris turun dari angkot saat pulang sekolah, uangnya tak cukup membayar jasa angkot. Dengan jumlah unag yang tak cukup, ia memberanikan diri untuk menyerahkan uang tersebut ke tangan sang sopir yang sudah lama menunggu seraya mengucapkan, “Maaf pak uangnya kurang, terimakasih sebelumnya, Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam..” jawab sang sopir. Angkot yang mengantarkan Noris pun perlahan tapi pasti meninggalkan Noris, sang sopir tak marah-marah. SUBHANALLOH..
Terlepas dari kisah di atas, banyak hikmah yang dapat diambil dari Noris, ia gemar menebarkan salam pada orang yang dikenal ataupun tidak dikenalnya. Sehingga sahabat-sahabatnya segan dan menghormati Noris.
Sudah lama ane (saya) tak ketemu dengan beliau, semoga Allah SWt senantiasa merahmatinya.
Ada satu lagi kisah tentang sahabat ane (saya), beliau ketika bertemu dengan teman-temannya, ia seringkali terlebih dahulu menyapa teman-temannya tersebut dengan wajah yang berseri-seri, senyumannya menyejukkan, perkataannya tak menyakiti hati dan perasaan teman-temannya. Ia sangat tawadhu’ dan tidak sombong, senantiasa menebar salam. Subhanalloh. Beliau adalah Frianda. Sosok remaja ini sangat lekat dengan organisasi yang diikutinya, KARISMA (Keluarga Remaja Islam Salman) ITB. Semoga Allah Swt merahmati mu wahai saudara ku yang dimuliakan Allah SWT.
Syukron, jazakallohukhoir akhi (saudaraku), antum telah menginspirasi ane (saya) untuk membiasakan menebar salam.
Rosululloh Saw bersabda, “Demi dzat yang menguasai diriku, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan belum sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian.” HR. Muslim
Yang dimaksud menyebarkan salam adalah menebarkan dan mengucapkannya kepada seluruh muslim, baik itu anak kecil, ataupun orang tua, jauh atau dekat, orang yang dikenal ataupun tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar