Oleh: Abu Ahmad Syakir
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah yang memerintahkan untuk bersatu di atas Islam dan
melarang perselisihan dan perpecahan. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan
para sahabatnya.
Di
antara pilar utama dien ini, asas dan kerangkanya yang agung adalah kewajiban
saling berkasih sayang dan saling perhatian terhadap sesama muslim. Allah Subhanahu
wa Ta'ala memberitakan tentang sifat kaum mukminin,
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
"Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain." (QS. Al-Taubah: 71)
Saat
Allah 'Azza wa Jalla memuji umat terbaik sesudah para nabi, yakni
para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Dia menyebutkan
sifat dan karakteristik mereka yang istimewa, yaitu saling berkasih sayang
antara sesama mereka. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا
"Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka
rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, . . ." (QS.
Al-Fath: 29)
Catatan
penting yang harus diperhatikan dalam ayat di atas, Allah mendahulukan sifat
saling berkasih sayang antar sesama mereka daripada ibadah, tahajjud, dan
mencari ridha Allah. Bahkan Allah 'Azza wa Jalla dalam ayat lain
menerangkan, pondasi hubungan seorang muslim dengan saudara muslimnya yang lain
adalah hubungan suci dan mulia yang tidak didapatkan dalam hubungan manusia
yang lain. Allah Ta'ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ
يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ
"Hai
orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di
jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela."
(QS. Al-Maidah: 54)
Ciri
utama kaum yang dicintai oleh Allah dalam ayat di atas adalah, "yang
bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela".
Ibnu
Katsir berkata dalam menafsirkan ayat di atas, "Inilah sifat orang-orang
mukmin yang sempurna (imannya), satu dari mereka berlemah lembut kepada
saudaranya dan pemimpinnya, bersikap keras terhadap musuhnya.
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ
"Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka."
(QS. Al-Fath: 29)
Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam disifati dengan al-Dhahuk al-Qital,
maknanya beliau tertawa kepada kawan-kawannya dan memerangi terhadap para
musuhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan, hubungan seorang
muslim dengan muslim lainnya adalah persaudaraan karena iman. Allah 'Azza wa
Jalla berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara." (QS. Al-Hujurat: 10)
Nikmat
teragung yang Allah berikan kepada generasi terbaik, yakni generasi sahabat
adalah nikmat ukhuwah imaniyah (persaudaraan seiman), "Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang
bersaudara." (QS. Ali Imran: 103)
Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan
orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan
diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang
sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.”
(Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man bin Basyir)
Dari
Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang
mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya
saling menguatkan.” Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu
beliau menautkan jari-jemarinya. (Muttafaq ‘alaih)
Oleh
sebab itu, syariat Islam mengharamkan segala tindakan yang berseberangan
dengan persaudaraan dan kasih sayang antar sesama muslim ini dan juga setiap
tindakan yang bisa merusak persatuan umat ini. Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam telah mengumumkan manhaj ini saat haji akbar dipenghujung
hayatnya.
فَإِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ
"Sesungguhnya
darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian adalah
haram atas sesama kalian." (Muttafaqun’alaih)
Keharaman
tersebut berdasarkan nash Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam secara jelas yang tak boleh dirubah, ditakwilkan, dan
diselewengkan. Siapa yang meyakini halalnya darah kaum muslimin daqn merusak
kehormatan mereka, maka berarti dia telah mengharamkan sesuatu yang sudah
sangat maklum dari urusan dien ini tentang keharamannya. Orang tersebut
terkategori sebagai orang yang mendustakan al-Kitab dan sunnah mutawatir.
Realitas
Kehidupan Kaum Muslimin Indonesia
Namun
realitas kehidupan kaum muslimin di Indonesia sungguh berbalik dengan
tuntutannya. Terhadap sesama muslim sering terlihat galak, namun terhadap kafir
bermuka manis dan bergandengan tangan. Bahkan perwujudannya sudah sampai
bersinggungan dengan prinsip-prinsip akidah seperti: menjaga tempat ibadah
mereka saat perayaan hari raya mereka, saling mengucapkan selamat atas hari
besarnya, sampai melakukan doa bersama untuk mengakui kebenaran agamanya.
Sebaliknya terhadap kaum muslimin yang hanya beda ijtihad dalam masalah
furu'iyah, sering dikobarkan api permusuhan. Bahkan sampai membuat simbolisasi
terhadap mereka yang harus dimusuhi, seperti celana cingkrang, berjenggot
panjang, jidadnya hitam, tidak mau qunut shubuh, tidak mau tahlilan, dan
lainnya. Padahal kalau seandainya ijtihad tersebut salah, maka dosanya tidaklah
lebih besar daripada kekafiran orang-orang kafir dan kesesatan aliran sempalan.
Saat
terjadi konflik antara kaum muslimin dengan kafirin, maka pasti lidah api
sekelompok umat Islam ini ditujukan kepada kelompok muslim. Sementara orang
kafir, selalu aman dari serangannya. Ini juga terjadi dalam kasus keberadaan
kelompok-kelompok sesat yang terus menunjukkan eksistensinya di negeri ini,
selalu diberi angin atas nama toleransi dan anti kekerasan. Padahal langkah
nyata untuk menghentikan penyebaran paham pembajak ajaran Islam tersebut tidak
pernah dilakukan secara strategis.
Bahkan
akhir-akhir ini keluar dari lidah apinya satu tuntutan kepada pemerintah agar
menutup situs-situs Islam yang mengabarkan berita-berita jihad. Namun terhadap
situs-situs porno yang sudah banyak meracuni hati dan pikiran anak bangsa
dianggapnya masih hanya makruh, wal iyadhu billah (kita berlindung
kepada Allah dari kesimpulan yang salah ini). Padahal larangan dalam Islam
mencakup larangan terhadap segala sarana yang menghantarkannya. dan Satu fakta
yang tak terelakkan, tontonan-tontonan porno meningkatkan tindak kejahatan dan
hubungan seks bebas. Apalagi kalau tontotan-tontonan tersebut dijual bebas atau
dapat diakses dengan mudah, pasti kerusakan yang ditimbulkannya akan lebih
dahsyat. Dan jika sudah demikian keadaannya maka ancaman Allah akan turun ke
tengah-tengah mereka. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَمْ
تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا
فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ
"Tidaklah
merebak perbuatan keji (seperti zina, homo seksual, pembunuhan, perampokan,
judi, mabok, konsumsi obat-obatan terlarang dan lainnya) di suatu kaum sehingga
mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan merebak di
tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak
pernah ada ada pada generasi sebelumnya." (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim
dengan sanad shahih. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash-Shahihah no.
106)
Sesungguhnya
sikap di atas sangat bertentangan dengan sharihul nash, bahwa sesama
muslim haruslah berkasih sayang, tolong-menolong, dan membantu menghadapi musuh
mereka. Bukan sebaliknya, terhadap muslim malah sangat galak, namun terhadap
kafir bermuka manis, saling tolong-menolong dan bantu-membantu sampai pada
persoalan kekufuran mereka.
Semoga
Allah menyadarkan kaum muslimin yang sikapnya berbalik dengan sifat-sifat utama
yang disebutkan Al-Qur'an, "yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di
jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela".
Dan semoga kaum muslimin diselamatkan dari ketergelinciran para tokoh yang
gemar mengadu domba sesamanya. Lalu menyatukan mereka di atas Islam dan
bergerak untuk meninggikan kalimatullah di bumi Allah, Indonesia ini.
أَللَّهُمَّ
اجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُوْنِيْسِيْا هَذِهِ بَلْدَةً طَيِّبَةً تَجْرِيْ
فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ يَا حَيٌّ يَا قَيُّومٌ! هَذَا حَالُنَا
لَايَخْفَى عَلَيْكَ
"Ya
Allah, Jadikan negeri kami Indonesia ini sebagai negeri yang baik, yang
berjalan (berlaku) hukum-hukum-Mu dan sunnah Rasul-Mu di dalamnya. Wahai Rabb
Yang Mahahidup dan Yang berdiri sendiri (tidak membutuhkan yang lain, bahkan
yang lain butuh kepada-Nya), inilah kondisi kami, tidak ada yang tersembunyi
atas-Mu."
[PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar