Oleh: Asy Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin
Dalam
permasalahan ini, para ulama berbeda pendapat. Di antara mereka ada yang berpendapat
bahwa basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah, harus dibaca jahr (dengan
mengeraskan-pen.) Dalam shalat dan berpendapat tidak sah shalat tanpa membaca
basmalah, sebab masih termasuk dalam surat Al-Fatihah. Sebagian ulama yang lain berpendapat
bahwa basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. Namun ayat ini berdiri sendiri dalam
Al-Quran.Inilah pendapat yang benar. Pendapat
ini berdasarkan nash maupun jaringan ayat dalam surat ini.
Adapun
dasar di dalam nash, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah SWT berfirman,
"Aku
telah membagi shalat (surat Al Fatihah) menjadi dua bagian, separuh untuk-Ku dan
separuh untuk hamba-Ku. Bila ia
membaca, 'Alhamdulillahirabbil' alamiin. ' Maka
Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah memuji-Ku.' Bila
ia membaca, 'Ar-Rahmanir rahiim'. Maka
Allah menjawab, 'Hamba-Ku telah menyanjung-Ku'.Bila ia membaca, 'Maliki
yaumiddiin'. Maka Allah menjawab,
'Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku'. Bila
ia membaca, 'Iyyakana'budu waiyyaka nasta'iin'. Maka Allah menjawab, 'Ini adalah di
antara aku dan hambaku'. Bila ia
membaca, 'ihdinas shirathal mustaqim', maka Allah berfirman, 'Ini untuk hamba-Ku,
akan Aku kabulkan apa yang ia minta.' "(HR.
Muslim)
Ini
semacam penegasan bahwa basmalah bukan termasuk dalam surat Al-Fatihah. Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan
dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Aku pernah shalat
malam bermakmum di belakang Nabi shallallahu' alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar
dan Utsman radhiyallahu 'anhum.Mereka semua membuka shalat dengan membaca,
"Alhamdu lillaahi rabbil 'alamin" dan tidak membaca;
"Bismillaahirrahmaanirrahiim" di awal bacaan maupun di akhirnya. (Muttafaqun 'Alaihi).
Maksudnya
mereka tidak mengeraskan bacaannya. Membedakan
antara basmalah dengan hamdalah dalam hal dikeraskan dan tidaknya menunjukkan
bahwa basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah.
Adapun
dari sisi bentuk dan maknanya, maka Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat dengan
kesepakatan para ulama. Bila
engkau ingin membagi ketujuh ayat dalam surat tersebut, kamu akan menemukan
pertengahannya adalah firman Allah ta'ala,
إياك نعبد وإياك نستعين
Ini
adalah ayat yang disebut oleh Allah, "Aku membagi shalat antara diri-Ku
dan hamba-Ku dua bagian".
Karena
(الحمد لله رب العالمين) adalah ayat yang pertama, (الرحمن الرحيم) ayat yang kedua, (مالك يوم الدين). Ketiga
ayat ini merupakan hak Allah ta'ala. (إياك نعبد وإياك نستعين) adalah ayat keempat, yaitu
sebagai pertengahannya dari dua bagian: bagian yang merupakan hak Allah dan
bagian yang merupakan hak hamba.(اهدنا الصراط المستقيم) ini untuk hamba, begitu pula (صراط الذين أنعمت عليهم) untuk hamba, dan juga (غير المغضوب عليهم ولا الضالين).
Maka ketiga
ayat untuk Allah adalah ketiga ayat yang pertama, dan ketiga ayat untuk hamba
adalah ketiga ayat yang terakhir, dan satu ayat di antara hamba dan Rabbnya
adalah ayat keempat yang ada di tengah.
Kemudian
dari sisi bentuk dari sisi lafazh apabila kita katakan bahwa basmalah merupakan
ayat dari surat Al-Fatihah, maka ayat yang ketujuh akan menjadi panjang
seukuran dua ayat. Dan telah
diketahui bahwa pada asalnya ukuran ayat yang terdekat itu hampir saling
mendekati ukuran panjang pendeknya.
Dan
yang benar dan tidak diragukan lagi bahwa basmalah tidak termasuk Al-Fatihah
sebagaimana basmalah bukanlah merupakan bagian dari surat-surat yang lain.
(Diterjemahkan
oleh Abu Umar Al Bankawy, dari Tafsir Juz'amma karya Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin, terbitan Darul Kutub Ilmiyyah, Beirut, Lebanon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar