Fariz Salman Alfarisi: Saat Galau, Bacalah Doa Ini Semoga Tenang dan Gembira

Laman

24/05/12

Saat Galau, Bacalah Doa Ini Semoga Tenang dan Gembira


Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada beliau Rasulillah Shallallahu 'alaihi wasallam , keluarga dan para sahabatnya.
Istilah galau sedang ngetren . Banyak dipakai dan digunakan, khususnya dikalangan ABG (remaja dan pelajar). Ada istilah SMS Galau, Status Galau, Pesan galau, kata-kata galau dan semisalnya. Intinya, menggambarkan kondisi perasaan atau pikiran yang tidak enak. Perasaan tidak menentu. Rasanya ada yang kurang. Ada yang tidak beres. Tidak jelas apa sebabnya.
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008) halaman 407, dikatakan "galau" itu berarti kacau (tentang pikiran); "bergalau" berarti (salah satu artinya) kacau tidak karuan (pikiran); dan "kegalauan" berarti sifat (kondisi hal) galau. Jika mengacu ke definisi ini, kondisi galau adalah saat pikiran sedang kacau tak keruan. Orang yang tengah galau pikirannya sedang kacau.
Hampir setiap orang pernah mengalami galau. Karena tabiat manusia sering berdosa. Dan dosa menjadi sesuatu yang tak bisa lepas dalam kehidupan manusia. berdosa juga menjadi tanda akan insaniyahnya. Karena setiap manusia pastilah berdosa sehingga dia harus menunduk dan merendahkan diri bertobat dan memohon ampunan kepada Tuhannya.
Berikut ini ini penawar yang diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat galau datang, kesedihan hinggap, perasaan tak menentu menyerang. Sangat mujarab dan ampuh dosa ini sebagaimana yang dikabarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam , " melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (kegundahan)-nya dan menggantikannya dengan kegembiraan . "

__________________
__________________اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهاب همي
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil pada diriku . Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya untuk dadaku dan pelipur kesedihanku dan pelenyap bagi kegelisahanku. "
________________
________________
Doa di atas didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Mas'udradliyallah 'anhu , Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda, " Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan (galau) dan kesedihan lalu berdoa (dengan doa di atas) ... melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (keundahan)-nya dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Ibnu Mas'ud berkata, "Ada yang bertanya, ' Ya Rasulallah, bisakah kita mempelajarinya? ' Beliau menjawab, ' Ya, sudah seharusnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya '. " (HR. Ahmad dalam Musnadnya I/391, 452, Al-Hakim dalam Mustadraknya I/509, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya VII/47, Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2372, Al-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir no. 10198-dari Maktabah Syamilah-. Hadits ini telah dishahihkan oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim, keduanya banyak menyebutkannya dalam kitab-kitab mereka. Juga dihasankan oleh Al-Hafidz dalam Takhriij Al-Adzkaar dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam al- Kalim al Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Shahihah no. 199.)
Bila yang Berdoa Seorang Wanita
Bentuk lafadz doa di atas untuk mudzakar (laki-laki), Ana 'Abduka (aku hamba laki-laki-Mu), Ibnu 'Abdika Wabnu Amatik (anak laki-laki dari hamba-laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba perempuan-Mu). Kalau yang berdoa adalah laki-laki tentunya lafadz tersebut tepat dan tidak menjadi persoalan. Namun, bila yang berdoa seorang muslimah, apakah dia harus mengganti lafadz di atas dengan bentukmu'annats (untuk perempuan), yaitu dengan Allaahumma Inni Amatuk, Ibnatu 'Abdika, Ibnatu Amatik (Ya Allah aku adalah hamba wanita-Mu, anak perempuan dari hamba laki-laki-Mu dan anak perempuan dari hamba perempuan-Mu)?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya tentang seorang wanita yang mendengar doa di atas, tapi dia tetap berpegang dengan lafadz hadits. Lalu ada yang berkata padanya, ucapkan, " Allahumma Inni Amatuk .... " namun dia menolak dan tetap memilih lafadz dalam hadits, apakah dia dalam posisi yang benar ataukah tidak?
Kemudian beliau menjawab, "Selayaknya dia mengucapkan dalam doanya," Allahumma Inni Amatuk, bintu amatik. . ."dan ini adalah yang lebih baik dan tepat, walaupun ucapannya, 'Abduka, ibnu' abdika memiliki pembenar dalam bahasa Arab seperti lafadz zauj (pasangan; bisa digunakan untuk suami atau istri-pent), wallahu a'lam. "(Majmu 'Fatawa Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah: 22/488)
Syaikh Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah pernah juga ditanya tentang cara berdoanya seorang wanita dengan doa tersebut. Apakah wanita itu tetap mengucapkan, " wa ana 'abduka wabnu' abdika "(dan saya adalah hamba laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba laki-laki-Mu) ataukah harus mengganti dengan," Wa ana amatuk, ibnu ' andika atau bintu 'abdika "?
Beliau rahimahullah menjawab, "Persoalan ini luas Insya Allah, Persoalan dalam masalah ini luas. Ketika wanita itu berdoa sesuai dengan hadits, tidak apa-apa. Dan jika berdoa dengan bentuk yang ma'ruf untuk wanita, Allahumma innii amatuk, wabnutu 'abdika , juga tidak apa-apa, semuanya baik. "             (www.binbaz.org.sa)
Konten Doa
Doa di atas mengandung persoalan-persoalan pokok dalam akidah Islam di antaranya:
1. Rasa galau, gundah dan sedih yang menimpa seseorang akan menjadi kafarah (penghapus dari dosanya) berdasarkan hadits Mu'awiyah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sabda,
ما من شيء يصيب المؤمن في جسده يؤذيه إلا كفر الله عنه به من سيئاته
Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang mukmin pada tubuhnya sehingga membuatnya sakit kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya. " (HR. Ahmad 4/98, Al-Hakim 1/347 dan beliau menyatakan shahih sesuai syarat Syaikhain. Imam al-Dzahabi menyepakatinya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Shahihah 5/344, no. 2274)
Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairahradhiyallahu 'anhuma , dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , beliau bersabda:
ما يصيب المسلم من نصب ولا وصب ولا هم ولا حزن ولا أذى ولا غم حتى الشوكة يشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه
Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya. "(Muttafaqun alaih)
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata dalamSyarh Riyadhish Shalihin (1/94): "Bila engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau berkeyakinan bahwa kesedihan atau rasa sakit yang menimpamu, sampaipun duri yang mengenai dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan AllahSWT akan mengganti dengan yang lebih baik (pahala) dan menghapus dosa-dosamu dengan sebab itu. Sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Ini merupakan nikmat Allah SWT . Sehingga, bila musibah itu terjadi dan orang yang tertimpa musibah itu:
a. Dia mengingat pahala dan mengharapkannya, maka dia akan mendapatkan dua balasan, yaitu menghapus dosa dan tambahan kebaikan (sabar dan ridha terhadap musibah).
b. Dia lupa (akan janji Allah SWT ), maka akan sesaklah dadanya sekaligus menjadi lupa terhadap niat mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala.
Dari penjelasan ini, ada dua pilihan untuk seseorang yang tertimpa musibah: beruntung dengan mendapatkan penghapus dosa dan tambahan kebaikan, atau merugi, tidak mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan murka Allah Ta'ala karena dia marah dan tidak sabar pada taqdir tersebut. "
2. Peringkat ubudiyah merupakan tingkatan iman tertinggi.Karenanya, seorang muslim wajib menjadi hamba Allah semata dan senantiasa beribadah kepada-Nya, Dzat yang tidak memiliki sekutu. Hal ini ditampilkan lafadz, Inni 'Abduka Wabnu' Abdika Wabnu Amatik (Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu).
3. Semua urusan hamba berada di tangan Allah yang diarahkan sekehandak-Nya. Dan masyi'ah (kehendak) hamba mengikuti kehendak Allah. hal ini ditampilkan oleh lafadz,Naashiyatii biyadik (Ubun-ubunku berada di tangan-Mu).
4. Allah yang berhak mengadili dan memutuskan perkara hamba-hamba-Nya dalam perselisihan di antara mereka. Hal ini ditampilkan oleh lafadz, 'Adlun fiyya qadla-uka(Ketetapan-Mu adil pada diriku). Allah Ta'ala berfirman,
إن الحكم إلا لله أمر ألا تعبدوا إلا إياه ذلك الدين القيم
Hasil itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, .. " (QS. Yuusuf: 40)
5. Ketetapan takdir-Nya adil dan baik untuk seorang muslim.Jika dia mendapat kebaikan, bersyukur, dan itu baik baginya.Sebaliknya, bila tertimpa keburukan (musibah atau bencana) dia bersabar, dan itupun baik baginya. Semua hal orang mukmin itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh ornag beriman. (HR. Muslim)
6. Anjuran untuk bertawassul dengan Asmaul Husna (Nama-nama Allah yang Mahaindah) dan sifat-sifatnya yang Mahatinggi. Allah perintahkan sendiri bertawassul dengannya dalam firman-Nya,
ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها
Hanya milik Allah Asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu. . " (QS. Al-A'raaf: 180)
7. Nama-nama Allah dan sifat-sifatnya adalah tauqifiyyahyang tidak diketahui kecuali melalui wahyu. Allah sendiri yang menamakan diri-Nya dengan nama-nama tersebut dan mengajarkannya kepada para hamba-Nya.
8. Nama-nama Allah tidak terbatas pada 99 nama. Hal ini ditampilkan oleh lafadz, awis ta'tsarta bihii fii 'Ilmil ghaibi' indaka (atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu).
Sedangkan hadits yang menjelaskan jumlah nama Allah ada 99,
إن لله تسعة وتسعين اسما مائة إلا واحدا من أحصاها دخل الجنة
Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghafalnya pasti masuk surga. " (HR. Bukhari dan Muslim) Menurut Imam al-Khathabi dan lainnya, maknanya adalah seperti orang yang mengatakan "Saya memiliki 1000 dirham yang kusiapkan untuk sedekah," yang bukan berarti uangnya hanya 1000 dirham itu saja. (Majmu 'Fatawa: 5/217)
9. Al-Qur'an memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Keberadaannya laksana musim semi untuk hati orang mukmin, memberi kenyamanan pada hatinya, menjadi cahaya bagi dadanya, sebagai pelipur kesedihannya, dan penghilang untuk kesusahannya. Hal ini menunjukkan posisi Al-Qur'an yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia, baik individu, masyarakat, atau suatu umat.
10. Siapa yang datang kepada Allah pasti Allah akan mencukupkannya, siapa yang menghaturkan kefakirannya kepada Allah, Dia pasti mengayakannya. Siapa yang meminta kepada-Nya, pasti Dia akan memberinya. Hal ini ditampilkan lafadz hadits, "Melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kesusahannya dan menggantikannya dengan kegembiraan."
11. Wajib mempelajari Al-Sunnah dan mengamalkan serta mendakwahkannya. Sesungguhnya Sunnah mengambil petunjuk kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini ditampilkan oleh kalimat di ujung hadits, "Ya, sudah seharusnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya." Wallahu a'lam bil shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar