Fariz Salman Alfarisi: Ust. Armen Halim Naro, Lc (Kisah Kepergian seorang Ustadz berhati lembut…)

Laman

03/02/12

Ust. Armen Halim Naro, Lc (Kisah Kepergian seorang Ustadz berhati lembut…)


Tulisan ini saya peruntukan kepada para pendengar setia shahabat fm 107,9 mhz tegal yang merasa tersentuh ketika mendengar kajian al Ustadz Armen Halim Naro rahimahullah & bertanya-tanya siapa sebenarnya gerangan ustadz yang telah saya simak tadi yang begitu menggetarkan jiwa ini sehingga membuat air mata tidak kerasan berada di tempatnya dan untuk siapa saja yang belum mengenal beliau…
sebagai rujukan, saya ambil dari:
http://alqiyamah.wordpress.com/2010/04/06/biografi-ustadz-armen-halim-naro/
http://lautanilmu.ridhofitra.info/2010/02/biografi-ustadz-armen-halim-naro-%D8%B1%D8%AD%D9%85%D9%87-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87/
http://almalanji.wordpress.com/2007/11/26/perginya-ust-armen-halim-naro/
Semoga bermanfaat
****************************
Beliau bernama Armen Halim bin Jasman Naro bin Nazim bin Durin رحمه الله. Lahir di Pekanbaru 20 Oktober 1975. Hari Senin sekitar pukul 09.00. Ayahnya bernama Jasman Naro dan Ibunya bernama Suarti.
Beliau masuk sekolah dasar tahun 1981. Lalu tamat sekolah dasar tahun1987. Kemudian Masuk Pesantren Al-Furqan di jalan Bintan, Pekanbaru. Dibawah pimpinan Buya Jufri Effendi Wahab MA. Yang didirikan pada tahun 1987.

Pada tahun 1988 Pondok Pesantren Al-Furqan pindah ke jalan Duyung, Pekanbaru. Selama di Pondok Pesantren Al-Furqan Ia belajar lebih kurang 3 tahun. Sehubungan dengan kurangnya guru di pondok pesantren waktu itu, disamping beliau rajin dan tekun belajar, maka guru-gurunya merasa minder untuk mengajarnya. Oleh sebab itu, beliau meminta pada Buya Jufri untuk pindah ke Pondok Pesantren An-Nur (Bantul, Jogjakarta) untuk mempelajari Tahfidz Al-Qur’an (Hafalan Al-Qur’an), maka Buya melepas dan memberi izin untuk ke Jogjakarta mempelajari Al-Qur’an, agar setamatnya nanti dapat mengajarkannya di Pondok Al-Furqan.
Maka tahun 1989 akhir, berangkatlah beliau ke Jogjakarta. Di Jogja di samping mempelajari Hafalan Al-Qur’an, Ia juga mengajar dan ikut menjadi pengurus Pondok Pesantren An-Nur. Selama lebih kurang 2 tahun 7 bulan, ia kembali ke Pekanbaru dan kembali mengajar di Al-Furqan.
Pada tahun 1994 akhir beliau kuliah ke LIPIA (Universitas Muhammad Ibnu Su’ud) Jakarta, mengambil Diploma sampai Tamat, dengan hasil Cumlaude (Istimewa).
Untuk meneruskan pendidikan, pada tahun 1996 beliau berangkat ke Universitas Madinah, Kerajaan Saudi Arabia, Ia menyelesaikannya selama 4 tahun dan tamat pendidikan dengan nilai Cumlaude. Lali kembali ke Pekanbaru, dan memimpin Pondok Tahfidz dan berdakwah selama setahun. Tahun berikutnya ia berdakwah ke luar daerah, seperti Medan, Aceh, Batam, Riau, Padang, Payukumbuh, Pariaman, Solok, dan lainnya. Ia juga berdakwah ke pulau Jawa, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Purwakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan dan lainnya.
_____
Pada hari Senin tanggal 26 Novermber 2007, pukul 07.00 pagi. Ayahandanya memberikan sebuah buku, kiriman dari Al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen,Lc yang dikirim dari kota Madinah An-Nabawiyah, beliau diminta mengoreksi buku tersebut, buku tersebut sebelumnya telah di koreksi oleh beberapa Masyaikh Madinah antara lain, Syaikh Prof.Dr.Ibrahim bin ‘Amr ar-Ruhaili Hafizhahullah (Dosen Aqidah Universitas Islam Madinah), Syaikh Dr. Ali bin Ghazi at-Tuwaijiri Hafizhahullah (Dosen Tafsir Universitas Islam Madinah), Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab al-’Aqil Hafizhahullah (Dosen Aqidah Universitas Islam Madinah).
Setelah mandi dan sarapan, beliau pulang kerumahnya, dengan membawa anak bungsunya dari rumah Ayahandanya. Lalu beliau membaca buku yang di berikan ayahandanya di ruang tamu rumahnya. Sekitar pukul 09.00 pagi beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Dan buku tersebut masih berada di pangkuannya….
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau dan memberikan keberkahan ilmunya. Amin…
Ya Allôh, ampunilah dosa-dosa beliau dan dosa-dosa kami. Jadikanlah amal-amal yang telah beliau lakukan adalah amal yang shâlih, amal yang hanya mengharap wajah-Mu semata, maka terimalah segala amal baik beliau, wahai Dzât yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, wahai Dzât yang Maha Melihat lagi Maha mendengar. Ya Allôh, rahmatilah beliau, lapangkanlah kuburnya, terangilah makamnya, dan jauhkan beliau dari siksa-Mu, karena sesungguhnya siksamu amat pedih. Ya Allôh, himpunlah beliau bersama hamba-hamba-Mu yang shâlih, para shiddîqîn, syuhadâ’ dan para anbiyâ`, dan jadikanlah surga-Mu yang penuh dengan kenikmatan adalah tempat terakhir beliau. Amîn yâ Robbal ‘Ậlamîn…
sumber :
http://www.facebook.com/notes/ahibba-laila-zurny/biografi-ustadz-armen-halim-naro-rhmh-allh/10150230691930316


BERITA DUKA

إنا لله وإنا إليه راجعوان

Pada hari ini, Senin 16 Dzulqo’dah 1428 bertepatan dengan 26 November 2007 pukul 11.03, seorang al-Akh telah mengirimkan berita duka kepada saya, bahwa guru kami yang tercinta, al-Ustadz Armen Halim Naro dari Riau – Pekan Baru, telah wafat meninggal dunia.
ستبدي لك الأيام ما كنت جاهلا ويأتيك بالأنباء من لم تزود
Waktu akan menampakkan apa yang tidak kamu ketahui
Dan datang memberimu berita tentang apa yang tak kamu ketahui
Sungguh berita ini mengagetkan dan menyesakkan dada kami. Seorang ustadz yang kami kenal tidak pernah lelah di dalam berdakwah. Yang senantiasa mengajarkan dan menyebarkan ilmu beliau, siang dan malam. Akhirnya beliau meninggalkan kita semua. Rasūlullâh Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ
“Sesungguhnya Allôh tidaklah mencabut ilmu itu dengan cara mencabutnya dari hamba-hamba-Nya secara sekaligus, namun Allôh mencabut ilmu dari dengan cara mewafatkan orang-orang yang berilmu.” (HR al-Bukhârî)
Aduhai, siapakah yang dapat menghindari kematian? Tua, muda, miskin, kaya, shâlih, fâjir, muslim, kâfir semuanya akan mati. Sungguh benar Allôh yang berfirman :
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan (QS al-Wâqi’ah : 60)
Dan Maha benar Ia yang menfirmankan :
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (QS an-Nisâ` : 78)
Innâ Lillâhi wa Inna Ilayhi Râji’ūn. Tiba-tiba air mata ini menetes, dan rasa takut pun mulai menyeruak, masuk ke dalam sanubari. Dada ini bergemuruh, tubuh rasanya bergetar… aduhai, siapakah yang dapat lari dari al-Maut?!
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS al-Jumū’ah :
شكوت وما الشكوى لمثل عادة ولكن نقيض الكأس عند امتلائها
Aku mengadu padahal tidak biasanya aku mengadu
Tetapi bagaimana lagi, gelas meluap karena telah penuh
Siapakah al-Ustadz Armen Halim Naro?
Mungkin yang layak menuliskan hal ini adalah sahabat terdekat beliau, atau mungkin murid beliau yang mengenal beliau dengan baik. Adapun saya… saya tidak begitu mengenal beliau dengan baik. Perjumpaan saya dengan beliau hanyalah pada kegiatan-kegiatan Daurah dan kajian saja, itupun sangat jarang. Namun, saya orang yang tidak asing dengan tulisan-tulisan dan ceramah-ceramah beliau yang bermanfaat. Baik yang berserakan di majalah, baik majalah as-Sunnah, al-Furqan, al-Mawaddah ataupun lainnya…
Saya bertemu beliau pertama kalinya, tepatnya sekitar 5 tahun yang lalu. Saya ketika itu menjadi panitia di acara “Dauroh asy-Syar’îyah fî Masâ`ilil ‘Aqodîyah wal Ma nhajîyah” yang pertama. Acara ini dilangsungkan di Masjid al-Irsyad Surabaya. Ketika itu, saya mendapatkan tugas untuk menjemput seorang ustadz salafî dari Malaysia, yaitu al-Ustâdz Rasūl Dahri. Dan yang menemani saya menjemput pada saat itu adalah al-Ustadz Armen rahimahullâh, kita pergi berdua ke Bandara Juanda.
Tidak banyak yang saya kenal dari sosok al-Ustadz, melainkan hanya akhlaq beliau yang baik, sikap beliau yang ramah, ucapan beliau yang manis dan ilmu beliau yang –mâsya Allôh-. Saya mengenal beliau sebagai seorang ustadz yang tidak kenal lelah di dalam dakwah, mengisi kajian, menulis dan mengajar. Sungguh, diantara tulisan beliau yang paling menyentuh saya, adalah buku beliau yang berjudul “Untuk Yang Berjiwa Hanif”. Subhanallâh, sungguh di dalamnya sara
t dengan faidah dan manfaat. Penuh dengan ilmu dan hikmah yang mengalir. Semoga Allôh menjadikannya sebagai bekal beliau di alam kubur.
Ya Allôh, ampunilah dosa-dosa beliau dan dosa-dosa kami. Jadikanlah amal-amal yang telah beliau lakukan adalah amal yang shâlih, amal yang hanya mengharap wajah-Mu semata, maka terimalah segala amal baik beliau, wahai Dzât yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, wahai Dzât yang Maha Melihat lagi Maha mendengar. Ya Allôh, rahmatilah beliau, lapangkanlah kuburnya, terangilah makamnya, dan jauhkan beliau dari siksa-Mu, karena sesungguhnya siksamu amat pedih. Ya Allôh, himpunlah beliau bersama hamba-hamba-Mu yang shâlih, para shiddîqîn, syuhadâ’ dan para anbiyâ`, dan jadikanlah surga-Mu yang penuh dengan kenikmatan adalah tempat terakhir beliau. Amîn yâ Robbal ‘Ậlamîn…

Malang, 16 Dzulqo’dah 1428
Bertepatan dengan 26 November 2007
Abū Salmâ al-Atsarî
Afallôhu ‘anhu wa ‘an Wâlidayhi
http://abusalma.wordpress.com/2007/11/26/berita-duka/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar